• RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Tuesday, January 22, 2013

ikan asin

Selasa, 22 Januari 2013 | 21:9 WIB


Warga Mayangan Probolinggo Jawa Timur, Jumat (18/1/2013) menjemur ikan untuk dijadikan ikan kering. Harga ikan kering dan ikan asin saat ini naik 2 kali lipat saat ini karena banyak nelayan tidak melaut akibat cuaca buruk. Biasaya harga ikan kering antara Rp 4000-10.000 per kilogram, saat ini harganya antara Rp 8000-16.000 per kg.




PROBOLINGGO, KOMPAS.com — Usaha ikan kering di Mayangan, Probolinggo, Jawa Timur, menuai berkah akibat ombak dan gelombang tinggi yang melanda perairan Probolinggo beberapa waktu ini.
Harga ikan kering melonjak hingga dua kali lipat. "Harga ikan memang sedang mahal. Maka, harga ikan asin pun ikut mahal," ujar Hindun (30), pengusaha ikan asin asal Mayangan, Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (22/1/2013).
Hindun menuturkan, saat ini harga ikan asin mencapai Rp 16.000 per kilogram (kg). Padahal, biasanya harga ikan asin hanya Rp 10.000 per kg.
"Beli ikannya saja saat ini sudah Rp 7.000-Rp 8.000 per kg. Jadi, harga jualnya sudah tentu naik," kata Hindun. Hal serupa diungkapkan Asmat (40), pengusaha ikan kering asal Mayangan, Probolinggo.
"Harga ikan biasanya Rp 2.000 per kg. Kini harganya sudah Rp 4.000 per kg. Harga ikan kering kini Rp 8.000 per kg," kata Asmat. Biasanya harga ikan kering hanya Rp 4.000-Rp 6.000 per kg. Harga ikan kering dan ikan asin naik hingga dua kali lipat karena ongkos produksi bisa dua kali lipat per satu kali produksi.
"Biasanya untuk menjemur ikan cukup sehari. Tapi karena musim hujan seperti ini, kadang menjemur ikan bisa dua hari atau lebih. Jadi, ongkos pekerja juga lebih banyak," ujar Asmat.
Meski harga ikan kering dan ikan asin naik, Hindun mengatakan, pembeli tetap banyak. "Sehari bisa empat keranjang atau lebih kurang 2 ton ikan asin habis dibeli orang. Pembelinya dari luar kota, seperti Lumajang dan Malang," ungkap Hindun.
Harga ikan mahal karena banyak nelayan Probolinggo tidak melaut akibat cuaca buruk. "Ada larangan dari pelabuhan agar kami tidak melaut dahulu karena cuaca buruk. Jadi, banyak nelayan memang memilih tidak melaut. Tidak heran jumlah ikan sedikit sehingga harga mahal. Namun, ada saja satu-dua yang tetap nekat melaut," ujar Hambali, ketua paguyuban nelayan Probolinggo.



editor    : muhammad rifai
sumber : Kompas.com

0 comments:

info bola

anda tinggal copy paste kode dibawah ini :

BERNIAGA

info sepak bola

TRIMA KASIH

TRIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG KE BLOG KAMI KAMI AKAN SENANTIASA MEMBANTU ANDA TOLONG KASIH SARAN DAN KRITIK DARI SOBAT KARENA KRITIK DAN SARAN SANGAT MEMBANTU BAGI KAMI UNTUK MEMAJUKAN BLOG KAMI TRIMA KASIH

IKLAN

iklan banner 125 x 125
iklan banner 125 x 125
iklan banner 125 x 125
iklan banner 125 x 125