Kalau Warga Sekitar Waduk Pluit Tak Mau Pindah, Bagaimana?
Rabu, 23 Januari 2013 | 22:08 WIB
Rabu, 23 Januari 2013 | 22:08 WIB
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama membantu korban banjir di kawasan perumahan mewah Pluit, Jakarta Utara, Sabtu (19/1/2013). Banjir bandang menutup seluruh kawasan Pluit dengan ketinggian lebih dari 2 meter diakibatkan Waduk Pluit yang meluap.
JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai, tak mudah mengajak warga untuk mengantisipasi bencana. Salah satunya, mengajak warga yang bermukim di kawasan sekitar Waduk Pluit untuk pindah. Dengan bercanda, ia melontarkan kemungkinan melibatkan TNI untuk mensterilkan Waduk Pluit sehingga tak ada lagi warga yang bermukim di sekitar waduk tersebut.
Lokasi di sekitar Waduk Pluit saat ini dihuni oleh sekitar 17.000 kepala keluarga. Menurut Basuki, sekitar 20 hektar area waduk tersebut "dijarah" oleh warga. Lahan yang seharusnya bisa dimanfaatkan sebagai area resapan kini beralih fungsi menjadi permukiman warga. Untuk itu, Pemerintah Provinsi DKI memiliki rencana untuk merelokasi warga sekitar ke rumah susun (rusun) Waduk Pluit. Sesuai konsep yang diusung Gubernur DKI Joko Widodo, rusun tersebut nantinya dapat digunakan oleh warga dengan sistem sewa.
"Enggak mungkin nyingkirin warga, maka kami sediakan rumah susun," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Rabu (23/1/2013).
Basuki mengungkapkan, pihaknya telah melakukan penawaran kepada warga setempat untuk pindah ke rusun. Tujuannya, agar warga memiliki tempat tinggal yang lebih layak dan meminimalisir risiko menjadi korban banjir. Namun begitu, semuanya menjadi tidak mudah. Meski sudah diperingatkan ada potensi cuaca buruk di akhir Januari 2013, warga tetap kembali ke tempat tinggalnya di sekitar Waduk Pluit saat banjir sudah surut.
"Kalau mereka menolak saya tidak tahu juga. Kita bicara sama mereka ribut, ini kaya anak kecil kan. Nah, kalau mereka masih ngotot juga kami mau bagaimana? Suruh tentara jaga aja kalau bandel begitu," ujar Basuki dengan nada bercanda.
Lokasi di sekitar Waduk Pluit saat ini dihuni oleh sekitar 17.000 kepala keluarga. Menurut Basuki, sekitar 20 hektar area waduk tersebut "dijarah" oleh warga. Lahan yang seharusnya bisa dimanfaatkan sebagai area resapan kini beralih fungsi menjadi permukiman warga. Untuk itu, Pemerintah Provinsi DKI memiliki rencana untuk merelokasi warga sekitar ke rumah susun (rusun) Waduk Pluit. Sesuai konsep yang diusung Gubernur DKI Joko Widodo, rusun tersebut nantinya dapat digunakan oleh warga dengan sistem sewa.
"Enggak mungkin nyingkirin warga, maka kami sediakan rumah susun," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Rabu (23/1/2013).
Basuki mengungkapkan, pihaknya telah melakukan penawaran kepada warga setempat untuk pindah ke rusun. Tujuannya, agar warga memiliki tempat tinggal yang lebih layak dan meminimalisir risiko menjadi korban banjir. Namun begitu, semuanya menjadi tidak mudah. Meski sudah diperingatkan ada potensi cuaca buruk di akhir Januari 2013, warga tetap kembali ke tempat tinggalnya di sekitar Waduk Pluit saat banjir sudah surut.
"Kalau mereka menolak saya tidak tahu juga. Kita bicara sama mereka ribut, ini kaya anak kecil kan. Nah, kalau mereka masih ngotot juga kami mau bagaimana? Suruh tentara jaga aja kalau bandel begitu," ujar Basuki dengan nada bercanda.
editor : muhammad rifai
sumber : Kompas.com
0 comments:
Post a Comment