
JAKARTA, KOMPAS.com - Hanya dalam waktu satu jam setelah kejadian, dua tersangka pencuri pemecah kaca mobil, dibekuk empat anggota Polsek Cilandak, Jakarta Selatan (Jaksel), di Tangerang Selatan, Sabtu (6/4/2013) pukul 03.15.

BN mengaktifkan sistem pelacak elektronik pada iPhone-nya. Dari telepon genggam BN tampak, iPad-nya ada di sekitar sekolah Polwan di Rempoa Raya, Ciputat, Tangerang Selatan.

Demikian disampaikan korban, BN (43), dan Kapolsek Cilandak, Komisaris Sungkono saat dihubungi Minggu (7/4/2013) pagi. BN menjelaskan, hari Jumat (5/4/2013) pukul 23.00 ia diantar sopir, bertamu ke rekan bisnisnya di Jalan Duta Raya nomor 32, Kebayoran Lama, Jaksel.
Mobil Mitsubishi Pajero-nya diparkir di depan rumah rekan bisnisnya. Sabtu pukul 01.30, saat ia hendak pamit, ia mendengar suara kaca pecah.
"Saya curiga dan menghampiri mobil saya. Supir yang biasanya istirahat di mobil, tidak ada karena sedang buang air kecil. Menurut sopir, dia baru dua menit meninggalkan mobil. Saat saya melihat bagian belakang mobil, jendela mobil sudah bolong tanpa kaca," papar BN. BN lalu memeriksa, tas hitam berisi dokumen-dokumen penting, uang 300 dollar AS, dan satu Ipad bermerk Apple, hilang.
"Padahal mobil saya menggunakan alarm. Ternyata alarm hanya efektif bila pintu kendaraan yang dicongkel," ujar BN. Ia lalu memutuskan kembali ke rumah saja dulu untuk menenangkan diri. Tetapi di tengah jalan ia ingat bahwa iPad-nya yang ia beli satu set dengan telepon genggamnya (iPhone) memiliki jaringan pelacak (GPS tracking).
BN lalu mengaktifkan sistem pelacak elektronik pada iPhone-nya. Dari telepon genggam BN tampak, iPad-nya ada di sekitar sekolah Polwan di Rempoa Raya, Ciputat, Tangerang Selatan. Kebetulan rumah sopir BN tak jauh dari situ. Sopir tahu benar daerah sekitar lokasi dimana iPad majikannya terlacak. BN lalu memutuskan lapor ke Polsek Cilandak dan tiba di sana pukul 01.30.
"Kepada polisi saya tunjukkan sistem pelacak elektronik dan posisi iPad saya," jelas BN. Melihat hal itu, Sungkono langsung memerintahkan keempat anggotanya menangkap kedua pelaku. Setelah memarkir mobil Pajero-nya, ia bersama sopir ikut bersama keempat anggota Polsek naik Avanza. "Saya hargai sikap tanggap polisi yang memprioritaskan tindakan ketimbang sibuk dulu dengan soal administrasi pelaporan," puji BN.
Dari Polsek Cilandak, mobil meluncur ke Jalan Ciputat Raya. Sampai di Jalan Melati, lampu pelacak berkedip menuju Jalan Haji Saikin yang terletak di belakang sekolah Polwan. Sopir dan seluruh penumpang Avanza, turun dan mengikuti arah pelacak sinyal, menuju Pemakaman Empat Kedaung di belakang sekolah Polwan.
"Pengakuan pelaku setelah ditangkap, ia meletakkan tas di rumahnya dan mengeluarkan iPad saya. Seluruh dokumen dikeluarkan dan dimasukkan ke tas kresek dan dibuang ke halaman rumah tetangganya," ucap BN.
Dari sana, pelacak elektronik menunjuk ke arah Jalan Haji Sidup, Rempoa Raya, Tangerang Selatan, yang berjarak sekitar 500 dari Pemakaman Empat Kedaung. "Di sanalah kami melihat lima pria termasuk kedua pelaku sedang duduk duduk di satu pos Satpam (satuan pengaman)," jelas BN.
Karena lampu pelacak elektronik menyala paling terang dibandingkan nyala sebelumnya, maka BN, sopir, dan keempat polisi menghampiri mereka. Polisi pun bertanya kepada mereka tentang hilangnya barang-barang BN di mobil Mitsubishi, Pajero. Tetapi tak seorang pun dari kelima pria yang mengaku.
"Saya lalu mengirim sinyal suara dari iPhone ke iPad saya. Tablet iPad saya yang dibawa dan disembunyikan pelaku pun, berbunyi. Sopir saya langsung mengenali bunyi iPad saya dan berkata dengan suara keras, 'Naaah, itu suara iPad majikan saya'.
Polisi pun membekuk pelaku yang menyimpan iPad saya," papar BN. Seorang pelaku lainnya, lanjut Sungkono, kabur. Karena tetap juga lari setelah polisi memberi tembakan peringatan, si pelaku pun ditembak."Keduanya ditangkap pukul 03.15," tambah BN.
Setelah polisi menginterogasi tiga pria lainnya dan memastikan ketiga pria tidak terlibat, maka ketiga pria dilepas. Selanjutnya bersama BN, sopir dan keempat polisi, dua tersangka-- Purnawan Setia (26) dan Suherman (22) dibawa ke Polsek Cilandak. "Saya puas dengan kualitas kerja polisi. Mudah-mudahan ini menjadi contoh jajaran polisi lainnya," ucap BN.
Meski demikian, lanjutnya, polisi memang harus dibantu alat pelacak sinyal untuk meringankan kerjanya. BN menganjurkan publik menggunakan barang-barang yang dilengkapi pelacak sinyal seperti halnya iPad dan iPhone-nya. "Harga sepasang, Rp 15 juta. Mudah-mudahan segera muncul barang-barang serupa yang harganya makin terjangkau," ucap BN.
Pada bagian lain Sungkono mengatakan, berdasar pengakuan kedua tersangka, mereka sudah puluhan kali melakukan hal serupa. "Modalnya barbel kecil, tongkat besi, dan pisau," ucap Sungkono. Kedua tersangka mengaku sering beraksi di wilayah Jaksel, Jakarta Barat, Jakarta Timur dan Tangerang. "Saat ini polisi masih melacak para penadah barang barang yang kedua pelaku curi," ujar Sungkono.
sebagai pembaca yang bijak hargai penulis dengan berkomentar like dan twet salam bloger indonesia :)
0 comments:
Post a Comment