• RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Wednesday, January 23, 2013

Sebagian Warga Kampung Pulo Tidur di Emperan Malam Ini

Rabu, 23 Januari 2013 | 22:29 WIB

Luapan air Kali Krukut menggenangi rumah warga di RT 11 RW 03 Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (1/12/2012). Genangan meninggi sejak kemarin malam akibat hujan yang melanda kawasan selatan Jakarta sejak siang hingga malam hari




JAKARTA, KOMPAS.com - Air Sungai Ciliwung kembali naik untuk yang kesekian kalinya, Rabu pukul 16.00 WIB. Kondisi itu pun mengakibatkan sebagian warga Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, tak bisa pulang ke rumahnya dan terpaksa tidur di emperan toko di Jalan Jatinegara Barat.
Cece (56), warga RT 01 RW RW 03, Kampung Pulo, adalah salah satunya. Mau tak mau, banjir yang menggenangi rumahnya untuk kedua kalinya sejak banjir besar beberapa waktu lalu tersebut memaksa ia, suami serta dua anaknya tidur dengan alas seadanya di emperan toko furniture.
"Sudah dikasih sama yang punya toko di dalam, cuma kalau malam panas saya ke luar," ujarnya kepada Kompas.com di mulut Gang IV Kampung Pulo bersama keluarga kecilnya, Rabu (23/1/2013) siang.
Cece mengungkapkan, banjir besar yang terjadi beberapa waktu lalu sebenarnya telah surut, Selasa siang. Rasa gembira sempat dirasakan wanita yang bekerja sebagai ibu rumah tangga itu. Namun, belum sempat ia membereskan sisa banjir di rumahnya, banjir kiriman kembali datang.
"Tadinya memang sudah mau pulang, ternyata sekarang banjir lagi. Ya sudah ke luar lagi. Lagian di dalam kan gelap, listrik belum dinyalakan, sudah gitu di rumah lembab lagi," lanjutnya.
Satu posko pengungsi di dalam Kantor Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur sebenarnya masih dibuka, namun Cece serta warga yang tidur di emperan toko enggan mengungsi di sana atas alasan lebih dekat dengan rumahnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan, banjir kiriman yang terjadi Rabu sore, tak sebesar banjir yang terjadi sebelumnya. Jika kemarin ketinggian air mencapai lima meter, kini muka air banjir hanya setinggi 20 centimeter hingga 80 centimeter. Namun, kondisi tersebut cukup merepotkan bagi warga yang rumahnya persis di pinggir sungai.
Kebanyakan, warga yang terpaksa tidur di emperan toko adalah warga yang rumahnya berada di pinggir sungai. Adapun untuk warga yang rumahnya berada lebih menjorok ke dalam namun tetap dilanda banjir, memilih untuk tinggal di lantai dua rumah mereka masing-masing dan menunggu banjir surut keesokan harinya.
Warga yang tidur di emperan toko, kondisinya cukup memprihatinkan. Warga yang kebanyakan terdiri dari ibu-ibu serta anak-anak tersebut hanya tidur beralaskan triplek dilapisi dengan selimut tipis. Di antara mereka turut diletakkan tumpukan pakaian untuk menghangatkan warga dari udara malam.



editor    : muhammad rifai
sumber : Kompas.com

0 comments:

info bola

anda tinggal copy paste kode dibawah ini :

BERNIAGA

info sepak bola

TRIMA KASIH

TRIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG KE BLOG KAMI KAMI AKAN SENANTIASA MEMBANTU ANDA TOLONG KASIH SARAN DAN KRITIK DARI SOBAT KARENA KRITIK DAN SARAN SANGAT MEMBANTU BAGI KAMI UNTUK MEMAJUKAN BLOG KAMI TRIMA KASIH

IKLAN

iklan banner 125 x 125
iklan banner 125 x 125
iklan banner 125 x 125
iklan banner 125 x 125